-->
Indonesia
merupakan negera agraris yang sebagian besar wilayahnya berada pada sektor
pertanian. Pertanian bagaikan jantung
bagi bangsa ini, sehingga keberadaan
sektor pertanian (tanaman pangan) yang tangguh menjadi suatu hal yang tidak
bisa dipandang sebelah mata guna keberlangsungan menuju kesejahteraan. Akan tetapi
kenyataan hari ini ketangguhan sektor
pertanian kita dipandang sangat mengkhawatirkan. Angka ramalan produksi
sejumlah komoditas tanaman pangan yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS)
beberapa waktu yang lalu menjadi referensi bagi kita akan hal itu. Dari Hasil
hitung-hitungan BPS mengungkapkan, produksi komoditas pangan utama, seperti
padi, jagung, dan kedelai tahun ini turun cukup signifikan jika dibanding
dengan tahun sebelumnya. Tahun 2011, produksi padi turun sebesar 1,08 juta ton,
jagung sebesar 1,10 juta ton, dan kedelai sebesar 36,96 ribu ton. Diperparah
lagi pada saat yang sama nilai impor produk pangan Indonesia terus membengkak,
menjadikan kita sebagai negara importir pangan tropis terbesar di dunia dan
semakin bergantung pada pangan impor. Tidak cukup sampai disana, permasalahan
lain yang timbul dari mulai tidak menentunya musim yang banyak dipengaruhi oleh
efek global warming, kesulitan dalam
pengadaan pupuk, kesulitan irigasi air, berbagai hama tanaman dan ditambah lagi
pendidikan petani yang masih rendah.
Kita sadari betul bahwa sebagian
besar petani terlebih yang berada di perkampungan dari segi pendidikan sangatlah
jauh dari yang harapkan.
Solusi
Dari
kenyataan diatas, setelah mengamati dan mengalami langsung menjadi petani,
penulis berusaha untuk mencari jalan keluar guna memecahkan permasalahan yang
ada.
Dalam
hal ini penulis membagi jalan keluar kedalam 3 pendekatan. Yaitu:
1.
Head
2.
Hand
3.
Heart
Head diartikan sebagai
pengetahuan.
Pengetahuan
yang minim mengakibatkan petani pedesaan. Dengan beralasan bahwa pola bertanam
sudah kebiasaan dari dulu membuat
mereka menutup diri jika ada keilmuan baru tentang pertanian. Salah satu contoh
dalam hal pupuk organik. Tidak sedikit dari petani yang masih takut ketika akan
harus beralih dari pupuk kimia ke organik. Hal lain dalam pola tanam atau
bahkan ketika paska panen dalam pemanfaatan hasil panennya.
Hand diartikan sebagai
interaksi.
Manusia
adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri. Pun begitu dengan petani.
Petani tidak akan bisa mencapai kesejahteraan dengan berjalan sendiri.
Dalam
hal ini bagaimana petani di pedesaan memiliki jejaring yang kuat sehingga tidak
tergantung pada salah satu tengkulak. Kemudahan dalam mengakses teknologi.
Heart diartikan sebagai
spritual.
yang
mana bagian ini menjadi sangat penting dari kesemuanya. Bagaimana nilai-nilai
spiritual ini tertanam dalam sanubari para petani. Walaupun kondisi yang
seadanya bahkan kurang tapi jika memiliki nilai spiritual yang tinggi tidak
akan sampai lepas landas yang mengakibatkan keluar dari norma yang berlaku.
Merubah paradigma
Untuk
mencapai pendekatan-pendekatan diatas, hal pertama yang harus ditanamkan adalah
bagaimana petani bisa mengubah paradigma yang selama ini tertanam menjadi lebih
terbuka dalam hal teknologi pertanian.
Penemuan
pupuk organik sesungguhnya hanyalah sebuah modeling
dari pola pertanian sebelumnya, di saat belum ada pupuk kimia. Pupuk organik
bisa diterapkan sebagai upaya agar petani tidak menggantungkan kepada pupuk
kimia.
Pupuk
organik dalam hal ini MOL sudah sangat populer disebagian petani. Tetapi tidak
sedikit pula juga yang masih awam bahkan tidak mengenal sama sekali.
Mikro Organisme
Lokal (MOL) adalah larutan hasil fermentasi yang berbahan dari berbagai sumber
daya yang tersedia setempat. Dalam larutan
MOL mengandung unsur hara mikro dan makro dan juga mengandung bakteri yang
berpotensi sebagai perombak bahan organik, perangsang pertumbuhan dan sebagai
agen pengendali hama dan penyakit tanaman.
Hal
positif lain yang didapat setelah pemberdayaan MOL akan tercipta lingkungan
yang bersih dan sehat, selain itu juga akan menambah pengetahuan petani dalam
pemanfaatan bahan-bahan disekitarnya. Lebih jauh dengan konsep MOL akan tumbuh
kemandirian dan bahkan menjadi bisnis baru baru bagi petani.
Ada
banyak jenis MOL yang bisa di buat oleh petani. Diataranya:
1.
MOL
dari buah-buahan dan sayuran
2.
MOL
dari dedaunan
3.
MOL
dari limbah dapur
4.
dsb
Untuk
mencapai itu semua dibutuhkan kesamaan langkah dari setiap komponen baik itu
pemerintah, LSM, Organisasi kemasyarakatan dan sebagainya. Hal –hal yang perlu
dilakukan adalah:
1.
Konsolidasi
dengan pemangku kepentingan terkait
2.
Konsolidasi
kelompok tani
3.
Pelatihan
SDM petani Desa
4.
Lumbung
Padi atau Koperasi Tani
ditulis sebagai salah satu persyaratan mengikuti salah satu even