Sunday 8 January 2012

PETANI: HARAPAN ITU MASIH ADA

 
-->
Muqadimah
Indonesia merupakan negera agraris yang sebagian besar wilayahnya berada pada sektor pertanian.  Pertanian bagaikan jantung bagi bangsa ini, sehingga keberadaan sektor pertanian (tanaman pangan) yang tangguh menjadi suatu hal yang tidak bisa dipandang sebelah mata guna keberlangsungan menuju kesejahteraan. Akan tetapi kenyataan hari ini  ketangguhan sektor pertanian kita dipandang sangat mengkhawatirkan. Angka ramalan produksi sejumlah komoditas tanaman pangan yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) beberapa waktu yang lalu menjadi referensi bagi kita akan hal itu. Dari Hasil hitung-hitungan BPS mengungkapkan, produksi komoditas pangan utama, seperti padi, jagung, dan kedelai tahun ini turun cukup signifikan jika dibanding dengan tahun sebelumnya. Tahun 2011, produksi padi turun sebesar 1,08 juta ton, jagung sebesar 1,10 juta ton, dan kedelai sebesar 36,96 ribu ton. Diperparah lagi pada saat yang sama nilai impor produk pangan Indonesia terus membengkak, menjadikan kita sebagai negara importir pangan tropis terbesar di dunia dan semakin bergantung pada pangan impor. Tidak cukup sampai disana, permasalahan lain yang timbul dari mulai tidak menentunya musim yang banyak dipengaruhi oleh efek global warming, kesulitan dalam pengadaan pupuk, kesulitan irigasi air, berbagai hama tanaman dan ditambah lagi pendidikan petani yang masih rendah.
Kita sadari betul bahwa sebagian besar petani terlebih yang berada di perkampungan dari segi pendidikan sangatlah jauh dari yang harapkan.  
Solusi
Dari kenyataan diatas, setelah mengamati dan mengalami langsung menjadi petani, penulis berusaha untuk mencari jalan keluar guna memecahkan permasalahan yang ada.
Dalam hal ini penulis membagi jalan keluar kedalam 3 pendekatan. Yaitu:
1.    Head
2.    Hand
3.    Heart
Head diartikan sebagai pengetahuan.
Pengetahuan yang minim mengakibatkan petani pedesaan. Dengan beralasan bahwa pola bertanam sudah kebiasaan dari dulu membuat mereka menutup diri jika ada keilmuan baru tentang pertanian. Salah satu contoh dalam hal pupuk organik. Tidak sedikit dari petani yang masih takut ketika akan harus beralih dari pupuk kimia ke organik. Hal lain dalam pola tanam atau bahkan ketika paska panen dalam pemanfaatan hasil panennya.
Hand diartikan sebagai interaksi.
Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri. Pun begitu dengan petani. Petani tidak akan bisa mencapai kesejahteraan dengan berjalan sendiri.
Dalam hal ini bagaimana petani di pedesaan memiliki jejaring yang kuat sehingga tidak tergantung pada salah satu tengkulak. Kemudahan dalam mengakses teknologi.
Heart diartikan sebagai spritual.
yang mana bagian ini menjadi sangat penting dari kesemuanya. Bagaimana nilai-nilai spiritual ini tertanam dalam sanubari para petani. Walaupun kondisi yang seadanya bahkan kurang tapi jika memiliki nilai spiritual yang tinggi tidak akan sampai lepas landas yang mengakibatkan keluar dari norma yang berlaku.
Merubah paradigma
Untuk mencapai pendekatan-pendekatan diatas, hal pertama yang harus ditanamkan adalah bagaimana petani bisa mengubah paradigma yang selama ini tertanam menjadi lebih terbuka dalam hal teknologi pertanian.
Penemuan pupuk organik sesungguhnya hanyalah sebuah modeling dari pola pertanian sebelumnya, di saat belum ada pupuk kimia. Pupuk organik bisa diterapkan sebagai upaya agar petani tidak menggantungkan kepada pupuk kimia.
Pupuk organik dalam hal ini MOL sudah sangat populer disebagian petani. Tetapi tidak sedikit pula juga yang masih awam bahkan tidak mengenal sama sekali.
Mikro Organisme Lokal (MOL) adalah larutan hasil fermentasi yang berbahan dari berbagai sumber daya yang tersedia setempat.  Dalam larutan MOL mengandung unsur hara mikro dan makro dan juga mengandung bakteri yang berpotensi sebagai perombak bahan organik, perangsang pertumbuhan dan sebagai agen pengendali hama dan penyakit tanaman.
Hal positif lain yang didapat setelah pemberdayaan MOL akan tercipta lingkungan yang bersih dan sehat, selain itu juga akan menambah pengetahuan petani dalam pemanfaatan bahan-bahan disekitarnya. Lebih jauh dengan konsep MOL akan tumbuh kemandirian dan bahkan menjadi bisnis baru baru bagi petani.
Ada banyak jenis MOL yang bisa di buat oleh petani. Diataranya:
1.    MOL dari buah-buahan dan sayuran
2.    MOL dari dedaunan
3.    MOL dari limbah dapur
4.    dsb
Langkah Strategis
Untuk mencapai itu semua dibutuhkan kesamaan langkah dari setiap komponen baik itu pemerintah, LSM, Organisasi kemasyarakatan dan sebagainya. Hal –hal yang perlu dilakukan adalah:
1.    Konsolidasi dengan pemangku kepentingan terkait
2.    Konsolidasi kelompok tani
3.    Pelatihan SDM petani Desa
4.    Lumbung Padi atau Koperasi Tani

ditulis sebagai salah satu persyaratan mengikuti salah satu even

0 comments:

Post a Comment

 
Design by Free Themes | Bloggerized by Lasantha - Modified By MangABU | indahnya berbagi