Pagi ini matahari masih malu-malu untuk menampakan
senyumannya, senyuman hangat tanpa basa basi yang selalu ia pancarkan beberapa
bulan yang lalu, senyuman yang mengantarkan kesejukan nampak hari ini belum
terlihat. Entah apa yang menyebabkan hari ini dia belum muncul. Ooooh ia aku
baru ingat ini mungkin karena bulan sekarang sudah mulai masuk masa dimana
senyuman itu di batasi dengan masa lain dimana setiap hari akan ada pembagian job dimana wajah murammu lebih banyak
menampakan diri, daripada senyuman hangat milik sang mentari.
Dulu tatkala senyumu selalu nampak setiap hari, aku para
penikmatmu sering mencibirmu dengan kata yang tak kusadari itu mungkin
membuatmu sakit. Tapi kuyakin ketidak hadiranmu di pagi ini bukan karena engkau
marah pada cibirinku atau bahkan membenciku.
Aku ingin sepertimu selalu tersenyum kepada siapapun yang
ada tanpa pilih, seyummu mampu menembus lorong-lorong kegelapan yang ada di
muka bumi, senyumu mampu menguatkan tangkai bunga mawar yang layu, senyumu
bahkan kau berikan tanpa pamrih, engkau tak memintaku harus memujamu, beda sekali
denganku makhluk yang di beri akal ini seringkali senyum hanya kepada mereka
yang kusuka, akupun berbagi cahaya hanya kepada mereka yang sekufu denganku,
bahkan seringkali aku menebar senyum hanya agar mereka mengagumiku, terlebih
jika aku punya keinginan dan kepentingan…
Aku sungguh malu padamu, kita sama-sama makhluk yang di
ciptakan tuhan, bahkan konon aku lebih mulia darimu, karena aku di berikan akal
yang justru dengan akal itu aku malah jauh lebih rendah darimu, yaaaa betul,
akalku seringkali kugunakan hanya untuk mencari agar syahwatku dapat terpuaskan.
Terlebih jika syahwat itu bernama kekuasaan, beribu cara
akan ku gunakan agar senyum ini mendulang suara yang besar. Hypocritepun kami pilih agar mereka
mengagumiku. Berbagai strategi aku
gunakan agar semua orang tau akan kedermawananku. Bahwa cahayaku mampu membawa jabar yang gemilang.
Bersukurlah karena tiga bulan kedepan walaupun senyum
mentari akan selalu berebut dengan wajah mendung yang bukan menandakan sedang bermuram,
kampung kecil ini akan sesak dengan para penebar senyum…senyum kemunafikan....
*********************************************************************************
Gie
by Erros SO7 feat. Okta
Sampaikanlah pada ibuku
Aku pulang terlambat waktu
Ku akan menaklukkan malam
Dengan jalan pikiranku
Sampaikanlah pada bapakku
Aku mencari jalan atas
Semua keresahan-keresahan ini
Kegelisahan manusia
retaplah malam yg dingin
Reff: tak pernah berhenti berjuang
pecahkan teka-teki malam
tak pernah berhenti berjuang
pecahkan teka-teki keadilan
Berbagi waktu dengan alam
Kau akan tahu siapa dirimu yg sebenarnya
Hakikat manusia
Repeat reff
keadilan, keadilan
* akan aku telusuri
jalan yg setapak ini
semoga kutemukan jawaban
Repeat * [3x]
jawaban, jawaban, jawaban, oh oh oh
0 comments:
Post a Comment