Sunday 25 November 2012

Tidak sehangat senyum mentari




Pagi ini matahari masih malu-malu untuk menampakan senyumannya, senyuman hangat tanpa basa basi yang selalu ia pancarkan beberapa bulan yang lalu, senyuman yang mengantarkan kesejukan nampak hari ini belum terlihat. Entah apa yang menyebabkan hari ini dia belum muncul. Ooooh ia aku baru ingat ini mungkin karena bulan sekarang sudah mulai masuk masa dimana senyuman itu di batasi dengan masa lain dimana setiap hari akan ada pembagian job dimana wajah murammu lebih banyak menampakan diri, daripada senyuman hangat milik sang mentari.

Dulu tatkala senyumu selalu nampak setiap hari, aku para penikmatmu sering mencibirmu dengan kata yang tak kusadari itu mungkin membuatmu sakit. Tapi kuyakin ketidak hadiranmu di pagi ini bukan karena engkau marah pada cibirinku atau bahkan membenciku.

Aku ingin sepertimu selalu tersenyum kepada siapapun yang ada tanpa pilih, seyummu mampu menembus lorong-lorong kegelapan yang ada di muka bumi, senyumu mampu menguatkan tangkai bunga mawar yang layu, senyumu bahkan kau berikan tanpa pamrih, engkau tak memintaku harus memujamu, beda sekali denganku makhluk yang di beri akal ini seringkali senyum hanya kepada mereka yang kusuka, akupun berbagi cahaya hanya kepada mereka yang sekufu denganku, bahkan seringkali aku menebar senyum hanya agar mereka mengagumiku, terlebih jika aku punya keinginan dan kepentingan…

Aku sungguh malu padamu, kita sama-sama makhluk yang di ciptakan tuhan, bahkan konon aku lebih mulia darimu, karena aku di berikan akal yang justru dengan akal itu aku malah jauh lebih rendah darimu, yaaaa betul, akalku seringkali kugunakan hanya untuk mencari agar syahwatku dapat terpuaskan.

Terlebih jika syahwat itu bernama kekuasaan, beribu cara akan ku gunakan agar senyum ini mendulang suara yang besar. Hypocritepun kami pilih agar mereka mengagumiku. Berbagai strategi aku gunakan agar semua orang tau akan kedermawananku. Bahwa cahayaku mampu membawa jabar yang gemilang.   

Bersukurlah karena tiga bulan kedepan walaupun senyum mentari akan selalu berebut dengan wajah mendung yang bukan menandakan sedang bermuram, kampung kecil ini akan sesak dengan para penebar senyum…senyum kemunafikan....

*********************************************************************************

Gie
by Erros SO7 feat. Okta 

Sampaikanlah pada ibuku
Aku pulang terlambat waktu
Ku akan menaklukkan malam
Dengan jalan pikiranku

Sampaikanlah pada bapakku
Aku mencari jalan atas 
Semua keresahan-keresahan ini
Kegelisahan manusia

   retaplah malam yg dingin

Reff: tak pernah berhenti berjuang
pecahkan teka-teki malam
tak pernah berhenti berjuang
pecahkan teka-teki keadilan

Berbagi waktu dengan alam
Kau akan tahu siapa dirimu yg sebenarnya
Hakikat manusia

Repeat reff

keadilan, keadilan

* akan aku telusuri
  jalan yg setapak ini
  semoga kutemukan jawaban

Repeat * [3x]

  jawaban, jawaban, jawaban, oh oh oh


0 comments:

Post a Comment

 
Design by Free Themes | Bloggerized by Lasantha - Modified By MangABU | indahnya berbagi