Sunday 6 November 2016

Aksi Bela Islam

Dari beberapa aksi yang sudah pernah di ikuti, baru kali ini terasa dramatis. Berulang kali handphone saya berdering dan sms masuk untuk mendaftarkan diri menjadi ambil bagian. Mereka yang masuk yang sehari-harinya tidak pernah teelibat dalam dunia "politik praktis". Dari mulai guru, dosen, sopir angkot, penjaga toko, tani, buruh lepas sampai tukang beca. Enthlah baru aksi kali ini saya merasa syahdu, mata saya berkaca selapas menuliskan para pendaftar yang ingin ikut turun jalanan.
.
Bahkan ketika saya menaiki angkot, dan tau saya mau ke jakrta, dia meutuskan untuk menyimpan kembali angkotnya ke garasi, dan memilih ikut ke jakarta.
.
.
.
Disini, saya tersadar bahwa jangan pernah bermain dengan agama. Jangan sesekali menodai dan mencenderai agama. Agama apapun, karena setiap agama memiliki penganut yang meyakininya. Dan setiap orang berbeda cara dalam mengekspresikan keyakinannya. Tidak ada yang salah, dan tidak perlu menyalahkan atau bahkan merasa paling benar. Karena apa yang dilakukan sesuai dengan pemhaman yang dia dapatkan dan lingkungan dimana ia berada disamping hal2 lain yang mempangaruhi.
.
Apalagi bermain-main dengan islam.
.
.
.
Ketika langit menyeru,
Bumi tersipu
Menggerakan semua yang berkalbu
Membuktikan kecintaaan kepada yang satu
.
.
Bandung, 4 Nopember 2016
Detik-detik menuju pengadilan langit bagi oknum penista agama.

0 comments:

Post a Comment

 
Design by Free Themes | Bloggerized by Lasantha - Modified By MangABU | indahnya berbagi